Biografi Imam Abdullah bin Amir (Ibnu Amir), pemiliki sanad Qira'at tertinggi diantara Imam Qira'at lain


Imam Ibnu Amir Asy- Syami 

 

· Biografi

- Nama Lengkap : Abdullah bin Amir bin Yazid bin Tamim bin Rabi’ah bin Amir Al-Yahshabi
- Nama Panggilan : Abu Imran
- Lahir : 21 H. pendapat lain mengatakan 28 H.
- Wafat : 128 H

Imam Ibnu Amir merupakan salah satu dari dua imam yang murni keturunan Arab selain Imam Abu Amr. Beliau salah satu Imam Qira’at Sab’ah yang paling bagus dan memiliki sanad tinggi karena termasuk tabi’in senior. Di negeri Syam beliau merupakan panutan dalam bidang Qira’at Al-Qur’an dan menjadi pamungkas masyayikh iqra’ setelah wafatnya Abu Darda’. Selain mengisi pengajian dan mengajar Al-Qur’an, beliau menjadi Imam tetap di Masjid Umawiyah.


· Perjalanan Intelektual

Pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar, para sahabat datang ke Syam untuk menyebarkan islam disana. Mereka mengajarkan masyarakat Syam Al-Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman. Terdapat tiga sahabat yang dikirim oleh Umar yaitu Mu’adz bin Jabal (w. 18 H), Ibadah bin Al-Shamit (w. 34 H), dan Abu Al-Darda’ (w. 32 H)

Muadz bin Jabal diutus untuk mengajar kepada masyarakat Palestina, Ibadah bin Al-Shamit mengajar kepada masyarakat Hams, dan Abu Al-Darda’ mengajar masyarakat Damaskus. Hanya saja, Abu Al-Darda’ menjadi Imam shalat di Masjid Damaskus dan mampu mengorganisir ratusan santri dalam halaqohnya sehingga halaqohnya paling besar dan dipenuhi para penuntut ilmu. Dari halaqohnya, lahir seorang intelektual muslim yang berkualiltas dan ahli dalam disiplin Ilmu Al-Qur’an dan Qira’at yakni Imam Ibnu Amir.


· Transmisi Sanad

Sebelum menjadi seorang Imam dan Hakim di Damaskus, Imam Ibnu Amir Asy-Syami pernah mengenyam pendidikan Al-Qur’an kepada para Ulama’ ternama dimasanya, diantaranya adalah :

1. Al-Mughiroh bin Abdullah bin Umar bin Al-Mughiroh Al-Makhzumi, dia belajar kepada Utsman bin Affan dari Nabi Muhammad SAW.
2. Abu Al-Darda’ Uwaimir bin Zaid bin Qais dari Nabi Muhammad SAW.
3. Sebagian Ulama’ mengatakan bahwa Ibnu Amir belajar langsung kepada Utsman bin Affan (w. 35 H) sendiri tanpa melalui perantara.

Jika dilihat dari transmisi sanad, maka beliau termasuk generasi ketiga dari Nabi melalui jalur Al-Mughiroh dan generasi kedua melalui jalur Abu Darda’. Artinya transmisi sanad beliau tertinggi diantara semua Imam Qira’at Sab’ah.

Dalam kitab Faidhul Barokat Juz 1 halaman 6 karangan Romo KH. Arwani Amin Kudus tertulis sanad Imam Ibnu Amir sebagai berikut :

إبن عامر قرأ على مغيرة بن أبي شهاب المخزومي على عثمان على وقيل : أنه قرأ على عثمان بلا واسطة بينهما

Sebagian Ulama’ menempatkan Imam Ibnu Amir pada urutan pertama diantara qira’at imam lain karena sanadnya yang tinggi, sebagian yang lain menempatkan Imam Nafi’ karena kemuliaan tempat tinggal beliau yakni Madinah Al-Munawwarah.

Ada sebagian golongan termasuk Ibnu Jarir yang meragukan transmisi sanad dan bacaan Imam Ibnu Amir hingga mereka mencela qira’atnya. Meskipun demikian, Imam Asy-Syatibi (w. 590 H) menasehati muridnya ini dengan ungkapan : “Hati-hatilah dengan celaan Ibnu Jarir”.

Selain itu, Imam Asy-Syami juga belajar Al-Qur’an dan Hadits kepada beberapa sahabat diantaranya adalah Al-Nu’man bin Basyir, Muawiyah bin Abi Sufyan, Fudhalah bin Ubaid, Watsilah bin Al-Aqsa dan Mu’adz bin Jabal.


· Komentar Ulama’

Imam Al-Ahwazi (w. 446 H) berkata : “Imam Ibnu Amir merupakan seorang Imam yang alim, tsiqah (terpercaya) atas apa yang disampaikan, hafal apa yang diriwayatkan kepadanya, mutqin (lancer) apa yang dia hafal, arif, faham, dan lurus apa yang dibawanya, jujur apa yang dinukilnya dari kalangan orang-orang muslim yang unggul dan tabi’in pilihan serta pembesar para perowi. Tidak dicurigai agamanya, tidak diragukan keyakinan dan amanahnya, tidak tercela dalam periwayatannya, shahih penukilannya, fasih ucapannya, tinggi kemuliaannya, benar dalam urusannya, masyhur keilmuannya, menjadi rujukan atas pemahamannya, tidak melampaui batas terhadap pilihan para pendahulunya dan tidak mengucapkan yang bertentangan dengan hadits.


· Murid-murid Beliau

Kemuliaan dan keluasan ilmu yang dimiliki Imam Ibnu Amir menjadi magnet bagi penuntut ilmu dari segala penjuru negara islam saat itu, sehingga mereka datang berbondong-bondong untuk belajar kepada beliau secara langsung. Diantara murid-muridnya adalah :

1. Yahya bin Al-Harits Al-Dzimari, yang nantinya menggantikan dan menempati posisi beliau dalam hal kepakaran Qira’at Al-Qur’an.
2. Abdurrahman bin Amir, Rabi’ah bin Yazid, yang merupakan saudara Imam Ibnu Amir.
3. Ja’far bin Rabi’ah.
4. Ismail bin Abdullah bin Abi Al-Muhajir
5. Said bin Abdul Aziz Khallad bin Yazid bin Shabih Al-Murri.
6. Yazid bin Abi Malik.

Sumber : Mengarungi Samudra Kemuliaan 10 Imam Qira'at (Moh. Fathurrozi, Lc, M. Th, I dan Rif'iyatul Fahimah Lc, M. Th, I)

Belum ada Komentar untuk "Biografi Imam Abdullah bin Amir (Ibnu Amir), pemiliki sanad Qira'at tertinggi diantara Imam Qira'at lain"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel