Biografi Imam Syu'bah bin Ayyasy Al-Kufy, perowi Imam Ashim sekaligus pembesar Ulama' Sunnah


Imam Syu’bah bin Ayyasy Al-Kufy


· Biografi

- Nama lengkap : Syu’bah bin Ayyasy bin Salim Al-Hannath An-Nahsyail Al-Kufy
- Nama Panggilan : Abu Bakar
- Lahir : 95 H.
- Wafat : 193 H.


· Perjalanan Intelektual

Imam Syu’bah mengawali perjalan inteletualnya dengan menghafal Al-Qur’an, belajar, dan menyimakkan (tasmi’) kepada guru di kampong halamannya, kemudian berlanjut kepada satu guru ke guru yang lain.

Dalam bidang Al-Qur’an dan Qira’at, beliau belajar kepada Imam Ashim bin Abi Al-Najud, Atha’ bin Al-Saib, dan Salim Al-Munqiri. Kepada Imam Ashim, beliau bermulazamah dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari satu kali. Dari Imam Ashim inilah beliau kemudian menjadi murid sekaligus perowi yang banyak meriwayatkan dan mengisahkan kehidupan Sang Guru.


· Komentar Ulama’

Berkat ketulusan dan keihklasannya mengabdi kepada kalam-kalamNya, Imam Al-Jazari (w. 833 H) memberikan apresiasi yang sangat tinggi dengan berkata : “Syu’bah adalah seorang Imam Besar yang alim dan tak segan dalam mengamalkan ilmunya, beliau termasuk pembesar Ulama Sunnah.


· Kalam Hikmah

Imam Syu’bah adalah seorang yang bijaksana, beliau memiliki beberapa ungkapan yang indah menawan bagai kilau mutiara di hamparan pasir. Ungkapan-ungkapan tersebut tidak lain adalah kilatan cahaya yang keluar dari lubuk hati yang tulus nan suci.

أدنى السكوت السلامة , وكفى به عافية , وأدنى ضرر المنطق الشهرة , وكفى بها بلية

“Efek terindah dari diam adalah selamat, cukuplah dengannya keselamatan. Serendah-rendahnya bahaya berbicara adalah tenar, cukuplah ketenaran tersebut menjadi petaka.”


· Murid-murid Beliau

Setelah selesai melakukan penngembaraan intelektual kepada beberapa guru yang berkompeten baik di dalam maupun di luar kampungnya. Imam Syu’bah kemudian membuka pengajian atau menerima setoran Al-Qur’an dari berbagai kelangan, diantara murid-muridnya adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Khalifah Al-A’syi, Abdurrahman bin Abi Hammah, Yahya bin Muhammad Al-Ulaimi, Urwah bin Muhammad Al-Asadi, Sahal bin Syuaib.

Selain murid-murid diatas, terdapat pula beberapa murid yang hanya meriwayatkan bacaan Imam Syu’bah tanpa melalui setoran atau tasmi’ bacaan kepadanya, mereka adalah Ishaq bin Mina, Ishaq bin Yusuf Al-Azraq, Ahmad bin Jabar, Abdul Jabar bin Muhammad Al-Atharidi, Ali bin Hamzah Al-Kisa’I dan Yahya bin Adam.


· Saudarinya

Ketika ajal semakin dekat, saudara perempuan Imam Syu’bah menangis sambal menghampirinya. Melihat hal tersebut, Imam Syu’bah bertanya : “Kenapa kamu menangis? Janganlah menangis, lihat tempat di pojok itu, disana saya telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 1800 kali.”

Ungkapan yang disampaikan Imam Syu’bah kepada saudarinya ini menunjukkan ketulusanya yang tak terkira dalam mengabdi kepada Tuhan dan Kalam-Nya. Disisi lain, isyarat untuk melihat pojokan merupakan bentuk wasiat kepada saudarinya untuk melestarikan dan meneruskan perjuangannya. Diakhir sisa hidupnya, Imam Syu’bah memutuskan untuk tidak mengajar Al-Qur’an selama 7 tahun. Beliau wafat pada Jumadil Ula tahun 193 H. 


Sumber : Mengarungi Samudra Kemuliaan 10 Imam Qira'at (Moh. Fathurrozi, Lc, M. Th, I dan Rif'iyatul Fahimah Lc, M. Th, I)

Belum ada Komentar untuk "Biografi Imam Syu'bah bin Ayyasy Al-Kufy, perowi Imam Ashim sekaligus pembesar Ulama' Sunnah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel