Biografi Imam Abu Amr Al-Bashri, salah satu Imam Qira'at dari keturunan Arab


Imam Abu Amr Al-Bashri 

· Biografi

Nama lengkap : Zabban bin Al-Ala’ bin Al-Uryan bin Abdullah bin Al-Husain bin Al-Harits bin Jalhamah
Nama Panggilan : Imam As-Sayyid Al-Bashri
Lahir : 70 H.
Wafat : 154 H.

Nasab Imam Abu Amr bersambung kapada Adnan, buyut Nabi Muhammad SAW. Beliau berasal dari keturunan Arab. Terdapat perbedaaan pendapat terkait asli Imam Abu Amr, bahkan perbedaannya mencapai kurang lebih 20. Imam Ya’qub, salah satu Imam Qira’at Asyarah mengatakan nama beliau adalah Al-Uryan. Adapun menurut Al-Yazidi sebagaimana diriwayatkan Imam As-Susi, dikalangan keluarga ada 4 nama yaitu Uryan, Zabban, Utsman, dan Mahbub. Namun yang paling dikenal sanak family dan anak-anaknya adalah Mahbub. Sedangkan yang dipakai sejarawan adalah Zabban.


· Perjalanan Intelektual

Imam Abu Amr Al-Bashri dilahirkan di Kota Makkah pada tahun 70 H. sebagain riwayat mengatakan pada tahun 68 H. Imam Al-Dzahabi menempatkan Imam Abu Amr pada generasi (thabaqat) keempat.

Sejak kecil hingga remaja beliau hidup di Makkah dan belajar kepada banyak guru disana. Namun beliau juga belajar kepada masyayikh di Madinah. Diantara guru beliau di Makkah adalah Mujahd bin Jabar (w. 103 H), Said bin Khalid (w. 115 H), dan Ibnu Katsir (w. 120 H), sedangkan di Madinah guru-guru beliau adalah Abu Ja’far Al-Qa’qa’ (w. 130 H), Yazid bin Ruman (w. 120/129 H) dan Syaibah bin Nashshah (w. 130 H)

Ketika beranjak dewasa, terjadi perseteruan dengan Al-Hajjaj di Makkah. Oleh karenanya beliau melakukan perjalanan (migrasi) ke Basrah, kemudian menetap disana hingga menjadi Imam dan panutan masyarakat Basrah. Guru-guru beliau di Basrah adalah Yahya bin Ya’mar (w. 90 H), Nashr bin Ashim (w. sebelum 100 H) dan Hasan Al-Bashri (w. 110 H)

Imam Abu Amr pergi ke Yaman bersama orang tuanya. Kepergiannya demi menghindari tekanan dari Al-Hajjaj. Abu Daud As-Sijitsani menggambarkan peristiwa tersebut dengan lantunan syair : “ Selama 20 tahun Zabban Abu Amr seorang pakar nahwu lari (menyelamatkan diri), dia bersembunyi di gurun. Selain belajar di Makkah dan Madinah, beliau juga belajar di Kufah dan Basrah. Tercatat beliau pernah mendengar langsung (hadits) dari sahabat Anas bin Malik dan sahabat lain. Oleh karena itu, beliau dianggap sebagai Imam Qira’at yang paling banyak memiliki guru.



· Transmisi Sanad

Dalam transmisi periwayatan Abu Amr Al-Bashri memiliki kemutawatiran yang sangat jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam bidang Ilmu Al-Qur’an dan Qira’at beliau belajar kepada : Al-Hasan bin Abi Al-Hasan Al-Bashri, Abi Ja’far, Humaid bin Qays Al-A’raj Al-Makki, Abi Al-Aliyah, Yazid bin Ruman, Syaibah bin Nashshah, Ashim bin Abi Al-Najud, Abdullah bin Katsir, Abdullah bin Ishaq Al-Hadrami, Atho’ bin Abi Rabah, Ikrimah bin Khalid Al-Makhzumi, Ikrimah pembantu Ibnu Abbas, Mujahid bin Jabar, Muhammad bin Muhaishin, Nashr bin Ashim, Yahya bin Yakmur, dan Said bin Jubair

Berikut silsilah sanad Imam Al-Bashri yang bersambung kepada Nabi Muhammad SAW :

1. Mujahid bin Jabar (w. 103 H)
Belajar kepada Abdullah bin Al-Saib dan Sayyidina Abdullah bin Abbas (w. 68 H). Abdullah bin Al-Saib (w. sekitar 70 H) belajar kepada Umar bin Khattab (w. 23 H) dan Ubay bin Ka’ab (w. 20 H) kedua-duanya belajar kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Abdullah bin Abbas belajar kepada Ubay dan Zaid bin Tsabit (w. 45 H) dan kedua-duanya belajar dari Nabi Muhammad SAW.

2. Al-Hasan bin Abi Al-Hasan Al-Bashri (w. 110 H)
Belajar kepada dua guru, pertama Haththan bin Abdullah bin Ar-Raqasyi (w. antara 70-80 H) yang belajar kepada Abu Musa Al-‘Asyari (w. 44 H), dia belajar kepada Nabi Muhammad SAW. Kedua, Abi Al-Aliyah Ar-Rihahiy (w. 90 H) belajar kepada Umar bin Khattab, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, dan Ibnu Abbas. Mereka berempat belajar kepada Nabi Muhammad SAW.

3. Humaid (w. 130 H)
Belajar kepada Mujahid bin Jabar, jalurnya seperti nomor 1.

4. Yazid bin Ruman (w. 130 H) dan Syaibah bin Nashshah (w. 130 H)
Keduanya belajar kepada Abdullah bin Ayyasy yang belajar kepada Ubay bin Ka’ab dari Nabi Muhammad SAW.

5. Ibnu Katsir (w. 120 H)
Belajar kepada 3 guru yaitu Abdullah bin Al-Sa’ib belajar kepada sahabat Ubay bin Ka’ab dan Sayyidina Umar bin Khattab, keduanya menerima bacaan dari Nabi Muhammad SAW., Mujahid bin Jabar belajar kepada Abdullah bin Al-Sa’ib dan Sayyidina Abdullah bin Abbas. Abdullah bin Abbas belajar kepada Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit. Keduanya belajar kepada Nabi Muhammad SAW. Sanad lengkapnya bisa dilihat dalam periwayatan Imam Ibnu Katsir.

6. Ashim bin Abi Al-Najud (w. 129 H)
Belajar kepada 3 guru yaitu Abu Abdurrahman As-Sullami (w. 74 H), Zir bin Hubaisy (w. 82 H) dan Sa’ad bin Iyas Asy-Syaibani (w. 95 H). Abu Abdurrahman As-Sullami belajar kepada Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan (w. 35 H), Ali bin Abi Thalib (w. 40 H), Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit. Mereka menerima bacaan dari Nabi Muhammad SAW., sedangkan Zir dan Sa’ad bin Iyas belajar kepada Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Muhammad SAW.

7. Abdullah bin Ishaq (w. 117 H)
Membaca kepada dua orang yaitu Yahya bin Yakmur (w. 90 H) dan Nashr bin Ashim (w. sebelum 100 H), keduanya membaca kepada Abu Al-Aswad Ad-Du’ali (w. 69 H) dari Utsman bin Affan dari Nabi Muhammad SAW.

8. Atha’ bin Abi Rabah (w. 115 H)
membaca kepada Abu Hurairah (w. 59 H), dia membaca kepada Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit. Keduanya dari Nabi Muhammad SAW.

9. Ikrimah bin Khalid
Belajar kepada murid-muridnya Ibnu Abbas. Ibnu Abbas membaca kepada Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit. Keduanya menerima bacaan dari Nabi Muhammad SAW.

10. Ikrimah Maula Ibnu Abbas (w. 105 H)
Membaca kepada Abdullah bin Abbas, sanadnya seperti diatas.

11. Ibnu Muhaisin (w. 123 H) belajar kepada Darbas dan Mujahid. Sanadnya seperti diatas.

Dalam kitab Faidhul Barokat Juz 1 halaman 5 karangan Romo KH. Arwani Amin Kudus tertulis sanad Imam Abu Amr sebagai berikut :

أبو عمرو قرأ على جماعة من التابعين منهم مجاهد وسعيد ابن جبير على ابن عباس على أبي بن كعب على رسول الله صلى الله عليه وسلم


· Komentar Ulama’

Berikut beberapa pandagan Ulama’ terhadap Imam Abu Amr Al-Bashri :

1. Aminuddin As-Sallar dalam karyanya “Thabaqat Al-Qurro’ wa Dzikri Munaqibihim wa Qira’atihim menggambarkan sebagai berikut : “Abu Amr terdepan pada masanya, alim qira’at, mengetahui wajh-wajh perbedaannya, panutan dalam bidang Bahasa Arab, sandaran dalam hadits, berpegang teguh pada atsar, unggul dalam ilmu lisan, hafal syair-syair, sejarah Arab, memahami bahasa dan tinggi dalam kewara’an.

2. Imam Al-Ashmu’I (w. 216 H) bercerita bahwa Imam Abu Amr berkata : “Aku tidak menemui seorang sebelumku yang lebih mengerti daripada aku (tentang Bahasa Arab)”. Imam Al-Ashmu’I menimpali : “Saya pun tidak menemukan seseorang setelahnya yang lebih alim darinya”.

3. Ibnu Katsir (w. 774 H) dalm karyanya “Al-Bidayah wa Al-Nihayah berkata : “Abu Amr adalah orang yang paling alim dalam bidang qira’at pada masanya, dia menguasai ilmu nahwu dan fiqh, termasuk Ulama’ yang mengamalkan ilmunya (ulama’ al-‘amilin). Jika sudah masuk Bulan Ramadhan, dia tidak menggubah atau menulisa sebuah syair hingga Ramadhan selesai, karena hanya sibuk membaca Al-Qur’an.

4. Imam Syu’bah (w. 193 H) berkata kepada Wahb bin Jarir (w. 206 H) : “Berpegang teguhlah dengan bacaan Abu Amr, suatu saat ia menjadi ustadz (Imam Besar)”. Dalam redaksi yang lain disebutkan sebagai (pemegang) isnad.

Dan masih banyak komentar dari Ulama’ yang lain.


· Kalam Hikmah

Sebagaimana dijelaskan bahwa Imam Abu Amr Al-Bashri, selain pakar dan ahli dalam bidang Ilmu Al-Qur’an dan Qira’at, beliau juga mahir dalam bidang bahasa. Untaian dan gubahan kata-katanya sangat indah mengandung hikmah. Salah satu gubahan kata mutiara dari beliau Imam Abu Amr Al-Bashri sebagai berikut :

الحق ينصف
ويكره الإكثار في كل باب
وأحسن الأشياء في ذلك أن يقصد إلى إيجاز الكلام


Artinya : “Kebenaran itu seimbang, berlebih-lebihan dalam segala sesuatu itu tidak patut dilakukan, sebaik-baiknya perkara dalam suatu hal adalah ucapan yang ringkas dan jelas.


· Murid-murid Beliau

Terdapat banyak sekali murid yang belajar kepada beliau dan tak terhitung jumlahnya, baik yang setoran Al-Qur’an maupun hanya sekedar menyimak. Diantaranya adalah Abu Zaid bin Aus, Sallam bin Sulaiman At-Thawil, Sahal bin Yusuf, Syuja’ bin Abu Nashr Al-Balkhi, Al-Abbas bin Al-Fasl, Abdullah bin Mubarak, Yahya bin Al-Mubarak A;-Yazidi, Sibawaih dan Yunus bin Habib, kedua nama terakhir merupakan Maha Guru Ilmu Nahwu.

Secara spesifik Yahya bin Al-Mubarak Al-Yazidi, Sibawaih dan Yunus bin Habib, Khalil bin Ahmad belajar Nahwu kepada beliau. Adapun yang belajar Ilmu Adab (syair dan yang terkait)
sangat banyak sekali, diantaranya adalah Abu Ubaidah bin Muammar bin Al-Mutsanna, Al-Ashmu’I dan Mu’adz bin Muslim Al-Nahwi. 


Sumber : Mengarungi Samudra Kemuliaan 10 Imam Qira'at (Moh. Fathurrozi, Lc, M. Th, I dan Rif'iyatul Fahimah Lc, M. Th, I)





Belum ada Komentar untuk "Biografi Imam Abu Amr Al-Bashri, salah satu Imam Qira'at dari keturunan Arab"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel