Biografi Imam Utsman bin Abdullah Al-Mishri (Imam Warsy) perowi Imam Nafi', perantauan dari Mesir ke Madinah untuk belajar Qira'at


Imam Warsy Al-Mishri

· Biografi

Nama lengkap : Utsman bin Abdullah bin ‘Amr bin Sulaiman bin Ibrahim
Nama panggilan : Abu Sa’id
Lahir : 110 H. di kota Qafth, wilayah Shoid (dataran tinggi/pegunungan) Mesir.
Wafat : 240 H.

Leluhur beliau berasal dari Qairuwan (kota yang terletak di Negara Tunisia). Imam Utsman lebih dikenal dengan julukan “Warsy” yang merupakan panggilan kesukaan dari gurunya. Julukan tersebut disematkan kepada beliau lantaran gerak langkahnya yang lamban, ketika memakai baju akan tampak kedua kakinya. Menurut riwayat lain, karena warna kulitnya yang putih. Kata Warsy berasal dari kata warasyan yang berarti seekor burung yang mirip merpati putih.

· Perjalanan Intelektual

Imam Warsy memulai belajar dari kampung halamannya kepada sejumlah ulama’ disana. Pada tahun 155 H. Imam Warsy berangkat merantau ke Madinah untuk belajar qira’at kepada Imam Nafi’. Dikisahkan ketika Imam Warsy sampai di Madinah, beliau langsung menuju masjid Imam Nafi’ untuk mengikuti pengajiannya. Saat itu Imam Nafi’ hanya mengajarkan 30 ayat saja kepada murid-muridnya. Melihat keadaan tersebut Imam Nafi’ memutuskan untuk berpindah ke belakang pengajian. Imam Warsy berkeluh kesah kepada murid senior Imam Nafi’ sekaligus murid senior Imam Ja’far yang bernama Kabir Al-Ja’farain. Kemudian dia menyampaikan kepada gurunya bahwa ada seorang dari Mesir yang ingin menimba ilmu qira’at. Setelah mengetahui hal tersebut, Imam Nafi’ menerima Imam Warsy sebagai murid dan meminta beliau untuk bersedia tinggal di Masjid selama belajar. Maka sejak itulah beliau belajar secara maksimal kepada Imam Nafi’

Imam Warsy mengkhatamkan Al-Qur’an hingga empat kali dalam satu bulan atau setiap satu minggu beliau khatam Al-Qur’an. Setelah dirasa cukup untuk berguru kepada Imam Nafi’, Imam Warsy memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan mengamalkan ilmunya. Beliau menjadi Rais Qurro’(pemuka qari’) ternama pada masanya karena kedalaman ilmu linguistik Arab dan tajwid yang beliau miliki. Selain itu, Imam Warsy juga memiliki suara yang indah dan bacaan yang bagus sehingga membuat orang kagum dan tidak bisa berpaling ketika mendengar bacaan beliau.

· Komentar Ulama

Setiap manusia memiliki keistimewaan dan kekurangan. Kekurangan yang dimiliki setiap menusia tidak menafikan keistimewaan yang dimilikinya. Sebagaimana gurunya Imam Nafi’, banyak predikat yang disematkan kepada beliau dalam disiplin ilmu Qira’at Al-Qur’an namun tidak mendapatkan apresiasi dalam disiplin Ilmu Hadits.

Imam Al-Dzahabi (w. 324 H.) mengatakan :”Dia (Warsy) adalah Imam yang “tsiqah” dalam melafalkan huruf-huruf Al-Qur’an dan menjadi hujjah bagi generasi selanjutnya”. Sedangkan dalam bidang hadits Imam Al-Dzahabi tidak memberikan komentar apapun.

Imam Al-Azraq (w. 240 H.) berkata : “Imam Warsy setelah mahir dalam bidang linguistik arab, dia mulai merintis membuka sebuah lembaga yang dikenal dengan maqra’ah Warsy”.

· Murid-Murid Beliau

Banyak penuntut ilmu yang dating ke majlis beliau “Maqra’ah Warsy”, diantaranya adalah

1. Ahmad bin Shaleh Al-Hafidz
2. Daud bin Abi Thayyibah
3. Yusuf Al-Azraq
4. Abdussamad bin Abdurrahman bin Al-Qasim
5. Yunus bin Abdul A’la
dan lain-lain.

Diantara murid-murid yang terkenal sebagai perowinya adalah Yusuf Al-Azraq. 
 
 
Sumber : Mengarungi Samudra Kemuliaan 10 Imam Qira'at (Moh. Fathurrozi, Lc, M. Th, I dan Rif'iyatul Fahimah Lc, M. Th, I) 


Belum ada Komentar untuk "Biografi Imam Utsman bin Abdullah Al-Mishri (Imam Warsy) perowi Imam Nafi', perantauan dari Mesir ke Madinah untuk belajar Qira'at"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel