Biografi Imam Ahmad bin Muhammad Al-Makky (Imam Al-Bazzi) perowi Imam Ibnu Katsir, penerima riwayat bacaan Takbir Khos


Imam Al-Bazzi Al-Makky

· Biografi

- Nama lengkap : Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Al-Qasim bin Nafi’ bin Abi Bazzah
- Nama panggilan : Al-Bazzi, dinisbatkan kepada kakek yang paling jauh yaitu Abi Bazzah.
- Lahir : 170 H.
- Wafat : 285 H.

Terdapat banyak gelar yang diberikan kepadanya, diantaranya adalah ustadz muhaqqiq, dhabit, mutqin, dan tsiqah. Dengan ketenaran dan kemasyhurannya, maka tak ayal jika beliau dianggap sebagai pamungkas para masyayikh pengajaran Al-Qur’an di Makkah.


· Perjalanan Intelektual

Beliau dilahirkan di Makkah pada tahun 170 H Perjalanan intelektual Imam Al-Bazzi tidak jauh berbeda dengan para penuntut ilmu pada umumnya yaitu belajar dari sang guru ke guru yang lain.

Sejak kecil Imam Al-Bazzi berada di lingkungan yang kondusif penuh ilmu pengetahuan. Menginjak usia remaja, beliau belajar kepada Ikrimah bin Sulaiman, Abdullah bin Ziyad, dan Abu Al-Ikhrith Wahb bin Wadhih dalam bidang Al-Qur’an. Ketiga-tiganya belajar kepada Ismail bin Abdullah Al-Qisth (w. 170 H.) dan Syibl bin Ubbad dari Imam Ibnu Katsir. Disamping itu, Al-Ikhrith juga belajar kepada Ma’ruf bin Misykan dari Ibnu Katsir.

Dari ketiga gurunya, Imam Al-Bazzi menerima qira’at Imam Ibnu Katsir secara sempurna. Jika ditelisik transmisi periwayatannya, maka antara beliau dan Imam Ibnu Katsir terdapat 2 jalur. Dalam meriwayatkan qira’at Imam Ibnu Katsir beliau tidak sendirian, melainkan terdapat ulama-ulama lain yang meriwayatkan. Maka dari itu, sangat mustahil untuk melakukan kebohongan atas qira’at Imam Ibnu Katsir.

Ketekunannya dalam menyelami Ilmu Qira’at Al-Qur’an, terutama qira’at Imam Ibnu Katsir mengantarkannya menjadi perowi dan penerus estafet Qira’at Ibnu Katsir. Imam Al-Bazzi merupakan perowi termasyhur, teristimewa, d. oleh an paling adil diantara perowi yang lain, sehingga beliau dipilih dan dijadikan sebagai perowi Imam Ibnu Katsir.


· Bacaan Takbir Khos

Dalam riwayat Imam Al-Bazzi, membaca takbir pada surat-surat terakhir mulai surat Adh-Dhuha sampai An-Nas merupakan bacaan yang mutawatir sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Dibuktikan dengan adanya riwayat yang diterima oleh Imam Al-Bazzi dari gurunya, Ikrimah melalui jalur Imam Hakim.

Meskipun demikian, para ulama sepakat bahwa takbir bukanlah bagian dari Al-Qur’an, melainkan hanya sebuah dzikir yang sunnah untuk dibaca ketika hendak mengkhatamkan Al-Qur’an sebagaimana kesunnahan membaca ta’awudz ketika hendak membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, ulama sepakat tidak menulis takbir dalam mushaf Al-Qur’an, baik disurat Makkiyah atau Madaniyah.

Para ulama hadits sepakat tidak ada hadits tentang takbir yang sampai kepada Nabi Muhammad SAW, kecuali melalui jalur Imam Al-Bazzi, sementara riwayat lain hanya sampai kepada Ibnu Abbas dan Mujahid.

Adapun mayoritas masyarakat Indonesia membaca takbir ketika hendak mengkhatamkan Al-Qur’an tidak memiliki jalur periwayatan takbir melalui qira’at Imam ‘Ashim riwayat Imam Hafsh dari Thariq Syatibiyyah. Hal ini disebabkan oleh :

1. Mayoritas masyarakat Indonesia mengikuti madzhab Imam Syafi’I yang dalan bidang qira’at mengikuti qira’at Imam Ibnu Katsir.
2. Secara turun temurun bacaan takbir merupakan amaliah ahli Makkah, sehingga para masyayikh yang belajar di Makkah mengikuti amaliah tersebut.
3. Takbir merupakan amaliah yang baik untuk dikerjakan.

Berikut riwayat bacaan takbir khos :

“Berkata kepada kami Abu Yahya Muhammad bin Abdillah bin Muhammad bin Abdillah bin Yazid, seorang Muqri’ dan Imam di Makkah Masjidil Haram, berkata kepada kami Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Zaid Al-Shaigh, berkata kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Al-Qasim bin Abi Bazzah (Imam Al-Bazzi) berkata : Saya mendengar Ikrimah bin Sulaiman berkata : Saya membaca Al-Qur’an kepada Ismail bin Abdillah bin Qusthanthin, ketika saya sampai pada surah Adh-Dhuha, dia berkata kepadaku : “Takbirlah…takbirlah diakhir setiap surah sampai kamu khatam”. Abdullah bin Katsir (Imam Ibnu Katsir) mengabarkan kepadanya bahwa ia membaca kepada Mujahid dan diperintahkan untuk membaca takbir, pun mujahid mengabarkan bahwa Ibnu Abbas menyuruhnya untuk membaca takbir, dan Ibnu Abbas mengabarkan bahwa Ubay bin Ka’ab menyuruhnya untuk membaca takbir dan Ubay bin Ka’ab mengabarkan bahwa Nabi menyuruhnya untuk membaca takbir.

Komentar beberapa ulama tentang takbir khos :

Hadits tentang takbir bukan hanya sekedar riwayat ahad tetapi sudah mencapai tingkat mutawatir. Bahkan Imam Syafi’i memberi komentar dan mensunnahkannya.
Imam Al-Bazzi mengungkapkan bahwa suatu ketika ia bertemu dengan Imam Syafi’i (w. 150 H.) dan dia berkata : “Jika kamu meninggalkan bacaan takbir, maka kamu benar-benar meninggalkan sunnah Nabi”.
Sependapat dengan Imam Syafi’i, Imam Abu Al-Fath Faris bin Ahmad berkata : “Sesungguhnya membaca takbir merupakan sunnah yang ma’surah dari Nabi, Sahabat dan Tabi’in.
Dan masih banyak komentar ulama-ulama lain.


· Murid-Murid Beliau

Nama Al-Bazzi sangat populer dikalangan masyarakat Makkah dan sekitarnya, sehingga banyak penuntut ilmu yang belajar kepadanya, diantaranya adalah

1. Al-Hasan bin Al-Hubab
2. Abu Rabi’ah
3. Ahmad bin Farah
4. Muhammad bin Harun
5. Muhammad bin Abdurrahman yang terkenal dengan panggilan Imam Qunbul (perowi lain Imam Ibnu Katsir).
dan lain-lain.

Beliau kembali keharibaan Yang Maha Kuasa pada tahun 285 H. dan dikebumikan di Makkah. 
 
 
Sumber : Mengarungi Samudra Kemuliaan 10 Imam Qira'at (Moh. Fathurrozi, Lc, M. Th, I dan Rif'iyatul Fahimah Lc, M. Th, I) 

Belum ada Komentar untuk "Biografi Imam Ahmad bin Muhammad Al-Makky (Imam Al-Bazzi) perowi Imam Ibnu Katsir, penerima riwayat bacaan Takbir Khos"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel