Biografi Imam Ashim bin Abi Al-Najud, penerus Masyayikh Iqra' di Kufah sepeninggal gurunya


Imam Ashim bin Abi Al-Najud


· Biografi

- Nama Lengkap : Ashim bin Abi Najud Al-Asadi (sebagian riwayat menyebut nama bapaknya adalah Bahdalah atau Abdullah
- Nama Panggilan : Abu Bakar
- Lahir : -
- Wafat : 748 H.

Secara keturunan Imam Ashim termasuk marga Al-Asadi Al-Kufi. Abi Najud adalah nama kuniyah dari bapaknya. Kata “Al-Asadi” dinisbatkan kepada marganya, sedangkan kata “Al-Kufi” dinisbatkan kepada tempat tinggalnya yaitu Kufah. Imam Al-Dzahabi menempatkan Imam Ashim pada generasi ketiga. Setelah gurunya, Abdurrahman As-Sullami wafat, beliau menggantikan posisinya sebagai Masyayikh Iqra’ di Kufah. Imam Ashim memiliki dua keahlian yakni fashahah tajwid dan teliti mutqin. Selain itu, beliau juga mahir dalam gramatika Bahasa Arab. 


· Perjalanan Intelektual

Imam Ashim mengawali perjalanan intelektual dengan belajar kepada guru yang berada di kampungnya, berpindah dari satu majlis ke majlis yang lain. Dalam bidang Ilmu Qira’at beliau belajar kepada 3 orang guru yakni Abu Abdurrahman As-Sullami, Zir bin Hubaisy, dan Sa’ad bin Iyas Asy-Syaibani.

Pada bidang hadits, beliau meriwayatkan dari Abi Ramatsah Rifa’ah At-Tamimi dan Harits bin Hasan Al-Bakri. Keduanya merupakan sahabat. Hadits yang diriwayatkan dari Abi Ramatsah dapat dijumpai di Musnad Ahmad bin Hanbal, sedangkan hadits yang diriwayatkan dari Harits bin Hasan dapat dijumpai dalam kitab Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam. Dalam bidang hadits, beliau mendapat predikat tsiqah (terpercaya). Salah satunya perkataan dari Imam Ahmad yang menyatakan bahwa Imam Ashim adalah laki-laki yang saleh, baik, dan tsiqah.


· Transmisi Sanad

Secara transmisi sanad, Imam Ashim menempati posisi ketiga setelah Nabi Muhammad. Berikut merupakan transmisi sanad Imam Ashim yang bersambung secara muttashil kepada Nabi Muhammad SAW :

1. Abu Abdurrahman As-Sullami belajar kepada lima sahabat yakni Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Tsabit. Mereka belajar kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Zir bin Hubaisy belajar kepada Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Muhammad SAWa.
3. Sa’ad bin Iyas Asy-Syaibani belajar kepada Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Muhammad SAW.


· Metode Pengajaran

Pengaruh guru beliau, Abu Abdurrahman As-Sullami sangat besar terhadap pribadi Imam Ashim, beliau meniru baik dari segi pengajaran maupun perilaku sehari-hari. Sebagai contoh, kebiasaan Abu Abdurrahman As-Sullami pada saat mengajar kepada muridnya sebanyak 5 ayat setiap satu kali pertemuan (setoran). Begitupun dengan Imam Ashim ketika mengajarkan kepada muridnya hanya 5 ayat saja, tidak lebih.

Imam Syu’bah berkata, “Saya belajar kepada Imam Ashim 5 ayat setiap kali pertemuan dan saya tidak belajar dan membaca kecuali kepadanya”. Selain itu, dalam hal giliran setoran, Imam Ashim mendahulukan orang-orang pasar, pedagang, dan bisnisman. Sebab beliau tidak ingin menahan mata pencaharian mereka. Ini juga merupakan kebiasaan dari gurunya.


· Keistimewaan

Imam Ashim merupakan salah satu ulama’ yang konsisten berkhidmah terhadap kalam-Nya. Salah satu karomah beliau adalah membaca Al-Qur’an dengan sangat mutqin dan lancer walaupun ditinggal beberapa tahun tanpa murojaah (mengulang hafalan).

Imam Ashim berkata kepada Imam Syu’bah : “Saya mengalami sakit selama 2 tahun, dan tidak murojaah hafalan Al-Qur’an selama itu, setelah sembuh, saya mengulang hafalan Al-Qur’an, tidak ada satupun kesalahan dan kekeliruan pada bacaan saya.

Imam Ashim juga seorang yang sabar atas ujian yang menimpanya. Suatu saat ada seorang laki-laki yang menuntun beliau di jalan, kemudian terjadi peristiwa yang amat besar sehingga menyebabkan beliau terjatuh. Namun, tidak sedikitpun celaan dan komentar yang keluar dari lisan beliau.


· Komentar Ulama’

Imam Ashim adalah seorang ulama’ yang selalu meneladani dan menggugu aktifitas dan kebiasaan guru beliau. Hal ini disaksikan oleh Hammad bin Salamah, ia berkata : “Saya melihat Imam Ashim dan Bahdalah melakukan seperti yang dilakukan oleh gurunya Abu Abdurrahman As-Sullami”.

Putra Imam Ahmad bin Hanbal, Abdullah, bertanya kepada ayahnya tentang pribadi Imam Ashim, beliau menjawab : “Ia adalah laki-laki yang saleh, baik, dan terpercaya”. Kemudian saya bertanya lagi, “Bacaan Qira’at siapa yang anda sukai?”. Ahmad bin Hanbal menjawab, “Bacaan Qira’at Imam Madinah (Imam Nafi’). Kemudian putranya kembali bertanya, “Selain itu?”. “Bacaan Imam Ashim”, pungkas beliau.

Imam Hasan bin Saleh : “Saya tidak pernah melihat seorangpun yang lebih fasih daripada Imam Ashim, jika ia berbicara maka ucapannya akan menjadi magnet”.


· Murid-murid Beliau

Dengan kepakaran dan keahlian yang dimiliki oleh Imam Ashim, banyak para pelajar yang berdatangan untuk menimba ilmu, diantaranya adalah :

1. Hafs bin Sulaiman
2. Abu Bakar Syu’bah bin Ayyasy
3. Abban bin Taghlib
4. Hammad bin Salamah
5. Sulaiman bin Mahran Al-A’masy
6. Abu Mundzir Sallam bin Sulaiman
7. Sahal bin Syuaib
8. Syaibah bin Muawiyah

Selain nama-nama diatas, terdapat beberapa murid Imam Ashim yang hanya belajar beberapa huruf (bacaan) seperti : Abu Amr bin Al-Ala’, Khalil bin Ahmad, dan Hamzah bin Zayyat.

Belum ada Komentar untuk "Biografi Imam Ashim bin Abi Al-Najud, penerus Masyayikh Iqra' di Kufah sepeninggal gurunya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel